Program Studi (Prodi) Pariwisata FIB UGM telah menyelenggarakan kuliah lapangan bagi mahasiswa angkatan 2022 pada Senin, 4 November hingga Jumat, 8 November 2024 lalu. Kuliah lapangan merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Prodi Pariwisata pada tiap semester gasal. Agenda tersebut menjadikan Bali sebagai lokasi observasi untuk mendukung pembelajaran beberapa mata kuliah pilihan yang diambil mahasiswa, yaitu mata kuliah Interpretasi dan Pemanduan, Kajian Pengelolaan Hiburan Taman Tematik, Kajian Perhelatan Pariwisata, Pariwisata di Era Digital, dan Pariwisata Perkotaan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman praktis mahasiswa sesuai dengan bidang minat mereka di sektor pariwisata. Di samping itu, kuliah lapangan ini merupakan bagian dari upaya Prodi Pariwisata dalam mendukung tercapainya SDGs ke-4: Pendidikan Berkualitas.
Kuliah lapangan kali ini mengusung tema “Tourism and Green Investment”, yang dipilih untuk mengikuti tren global yang semakin menekankan pentingnya keberlanjutan (sustainability) dalam aktivitas kepariwisataan. Sebagai destinasi pariwisata terkemuka di Indonesia, Bali merupakan tujuan wisata yang populer dengan infrastruktur yang telah berkembang dengan baik. Kondisi ini menjadikan Bali sebagai destinasi yang relevan untuk memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa mengenai aktivitas pariwisata serta dampaknya terhadap perekonomian lokal dan nasional.
Untuk semakin memberikan wawasan yang beragam, terdapat lima destinasi yang dikunjungi dalam kuliah lapangan tersebut. Pemilihan kelima destinasi tersebut juga didasarkan pada tujuan capaian pembelajaran dari masing-masing mata kuliah yang menjadi payung penyelenggaraan kuliah lapangan ini. Kelima destinasi tersebut ialah Desa Wisata Batuan, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Pantai Melasti, Pantai Kuta, dan The Bloom Garden.
Desa Wisata Batuan dipilih untuk mewakili mata kuliah Interpretasi dan Pemanduan Pariwisata karena kekayaan dan keotentikannya terkait kelestarian warisan budaya serta seni lokal, seperti seni ukir dan tari tradisional. Desa wisata tersebut juga relevan dengan mata kuliah Pariwisata Digital karena pemanfaatan teknologi dalam strategi promosi dan pengelolaan destinasi. Tantangan dalam perbedaan bahasa dan budaya wisatawan membuatnya ideal untuk mengintegrasikan pemahaman antara pariwisata digital dengan interpretasi pemanduan secara nyata.
Dalam lingkup mata kuliah Pariwisata Perkotaan dan Kajian Perhelatan Pariwisata, kompleks GWK dipilih karena menjadi ikon budaya dan pariwisata di Bali. Tidak hanya menawarkan pesona visual patung raksasa gambaran Dewa Wisnu menaiki burung garuda, kompleks GWK juga menjadi destinasi unggulan berbagai perhelatan pariwisata meetings, incentives, conferences, exhibitions (MICE) baik tingkat nasional maupun internasional. Hal tersebut menjadikan Taman Budaya GWK sebagai destinasi yang menarik untuk mempelajari pariwisata dalam konteks urban dan pengembangan kawasan baik dalam aspek perencanaan, pengelolaan, maupun dampak dari perhelatan pariwisata di perkotaan.
Tidak hanya wisata budaya, pembelajaran juga mengamati destinasi berbasi alam seperti Pantai Melasti dan Pantai Kuta. Keindahan pesona alam kedua pantai menjadikannya sesuai untuk mata kuliah Pariwisata Digital karena potensi pemasaran digital yang besar. Pantai Melasti yang juga kaya akan unsur budaya membuatnya sesuai untuk mata kuliah Interpretasi dan Pemanduan. Sementara itu, Pantai Kuta sebagai destinasi pantai yang sudah dikenal secara internasional menawarkan dinamika urbanisasi wisata yang kompleks untuk dipelajari melalui kacamata mata kuliah Pariwisata Perkotaan.
Implementasi mata kuliah Kajian Hiburan Taman Tematik di lapangan pada kuliah lapangan ini dipelajari dengan singgah ke destinasi The Bloom Garden. Di sini, mahasiswa dapat memahami bagaimana suatu konsep taman tematik didesain dengan kreatif, interaktif, dan fungsional sebagai suatu daya tarik pariwisata.
Pelaksanaan kuliah lapangan dengan berbagai destinasi yang dipelajari tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sarana edukasi bagi para mahasiswa, tetapi juga bagi umum. Pengalaman dan pandangan mahasiswa dari perspektif akademisi nantinya akan dibagikan melalui pelaksanaan Pameran Pariwisata (Tourism Fest) yang akan dilaksanakan pada bulan di selasar Gedung Soegondo lantai 1 pada bulan Desember nanti.
[Sumber foto: Benato, Daffa, Gara]