Kuliah Tamu merupakan salah satu agenda prodi pariwisata yang dilakukan secara rutin setiap tahun, menghadirkan para ahli akademisi maupun praktisi dari luar UGM untuk berdiskusi dan bertukar pendapat. Agenda kuliah tamu tahun ini yang diadakan pada hari Senin, 27 Maret 2023 dilakukan secara daring melalui zoom meeting converence. Kali ini prodi pariwisata menghadirkan Dr. Suci Sandi Wachyuni, S.TP., M.M. yang merupakan seorang dosen di Politeknik Sahid Jakarta. Topik pembahasan kali ini meliputi wisata gastronomi pada kajian food and beverage, serta peran UMKM yang bergerak pada usaha kuliner terhadap perkembangan pariwisata di Indonesia.
Seperti yang kita tahu bahwa tren kuliner yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia sangat beragam dan mudah sekali berganti-ganti. Didukung dengan penggunaan sosial media yang menjadikan tren mudah menyebar ke seluruh pelosok negeri. Hal tersebut menyebabkan homogenisasi produk makanan dan minuman yang digemari. Kesamaan produk menjadi tantangan bagi para UMKM kuliner bilamana mereka harus mendiversifikasikan produk mereka agar menciptakan keberlanjutan usaha yang baik. Sebab menurut pengamatan, produk kuliner yang sedang tren cenderung dijual secara masif menaikkan pendapatan secara instan namun akan meredup secara instan pula.
Menurut Dr. Suci UMKM kuliner di Indonesia perlu diberdayakan, karena UMKM memberikan kontribusi besar dalam industri kreatif di Indonesia. Ditambah dengan wisata gastronomi yang semakin menjadi special interest tourism bagi para wisatawan domestik maupun internasional. Selain itu UMKM juga terbukti tangguh menghadapi pandemi covid yang menyebabkan banyak industri lain gulung tikar. Namun perlu beberapa perbaikan untuk pengembangan UMKM FnB, antara lain adalah peningkatan aspek higiene yang masih dirasa kurang di Indonesia, kemudian pemasaran produk UMKM yang belum luas karena kurangnya publikasi produk utamanya menggunakan sosial media dan e-commerce.
Dr. Suci juga menyoroti perihal otentisitas kuliner khas daerah di Indonesia yang harus dijaga, boleh memodifikasi makanan lokal agar dapat bersaing dengan produk lain tetapi jangan sampai makanan khas hanya menjadi nama, sedangkan komposisi dan cita rasanya jauh sekali berbeda. Dosen prodi pariwisata, Karlina Maizida menambahkan bahwa makanan adalah sebagai wujud dari kebudayaan sehingga dalam dunia makanan juga terdapat kontestasi budaya, perlu perhatian khusus agar perkembangan gastronomi di Indonesia dapat sustainable dengan baik, keep divers keep original.
Harapannya melalui diskusi ini dapat memberi perspektif baru pada bidang food and beverage di Indonesia. Membuka wawasan isu permasalahan makanan yang perlu perhatian khusus oleh mahasiswa sebagai generasi muda pewaris kuliner lokal.