 
				Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Pariwisata & Teknologi: Empower Hospitality” pada Selasa, 14 Oktober 2025, pukul 09.00–11.35 WIB, bertempat di Auditorium Gedung Soegondo lantai 7, FIB UGM.
Acara ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2024 dan 2025 dan dibuka oleh Popi Irawan, S.S., M.Sc.,Ph.D., selaku Dosen Program Studi Pariwisata FIB UGM. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Prodi Pariwisata untuk memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri pariwisata dalam menghadapi tantangan era digital. Langkah ini mencerminkan penerapan prinsip SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: melalui inovasi berkelanjutan di industri perhotelan.
Menghadirkan dua pembicara, yakni Novi Soesanto selaku General Manager Novotel Suites dan Dr. Ir. Paula Dewanti, M.Kom. sebagai dosen STIKOM Bali sekaligus praktisi industri yang sedang bekerja di Four Seasons Hotels and Resorts. Agenda ini memberikan wawasan praktis tentang bagaimana teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), diintegrasikan dalam pengelolaan bisnis pariwisata.
Dalam pemaparannya, Novi menjelaskan bagaimana AI digunakan untuk menganalisis tren pasar dan perilaku wisatawan, seperti memprediksi kebutuhan pelanggan, menentukan strategi harga, serta menyusun program promosi yang tepat sasaran.
Novi menggunakan AI untuk membaca pola wisatawan, siapa yang sensitif terhadap harga dan siapa yang tidak. Dari situ ia bisa menentukan strategi tanpa perlu menurunkan harga.
Novi menambahkan bahwa berkat pemanfaatan AI, Novotel Suites berhasil mempertahankan posisi lima besar dalam capaian target dan tingkat okupansi hotel, tanpa mengorbankan nilai jual.
Sementara itu, Dr. Paula Dewanti berbagi pengalaman sebagai akademisi dan praktisi yang mengembangkan perangkat lunak berbasis AI untuk kebutuhan manajemen akomodasi. Dengan latar belakang di bidang ilmu komputer, ia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memaksimalkan potensi teknologi di bidang pariwisata.
Paula menekankan bahwa beberapa universitas vokasional sebenarnya sudah memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi dalam pariwisata. Sayangnya, belum semua pihak, terutama desa wisata, memahami cara mengintegrasikan teknologi tersebut.
Menurutnya, AI mampu membantu membaca tren pengeluaran wisatawan dan potensi produk lokal yang belum dijual di destinasi tertentu, sehingga dapat menjadi dasar bagi pengembangan produk wisata yang unik dan berdaya saing.
Popi menegaskan bahwa kuliah umum ini merupakan langkah nyata Prodi Pariwisata dalam memperkuat kompetensi mahasiswa menghadapi transformasi digital di sektor pariwisata.
Melalui kegiatan seperti ini, prodi ingin membekali mahasiswa dengan wawasan industri yang relevan, sekaligus mempertemukan dunia akademik dan profesional agar lebih siap menjawab tantangan masa depan pariwisata berbasis teknologi.
Kegiatan ini juga mencerminkan komitmen Prodi Pariwisata FIB UGM dalam mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi strategis dengan pelaku industri dan institusi pendidikan lain.
Acara ditutup dengan sesi kuis yang disambut antusias oleh peserta, diikuti dengan pembagian souvenir dan tote bag dari panitia. Dengan semangat sinergi dan inovasi, kuliah umum ini menjadi langkah nyata menuju penguatan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi global.
 
										 
			 
			 
			