Bulaksumur, 13 Agustus, 2024. Bertempat di Gedung Soegondo Lantai 5, Program Studi (Prodi) Pariwisata menerima mahasiswa baru Prodi Pariwisata Angkatan 2024. Acara ini merupakan sesi keprodian yang merupakan lanjutan dari Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Pionir Kampung Budaya. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan secara lebih dekat program studi bagi mahasiswa baru S1 Pariwisata 2024. Harapannya, mahasiswa baru S1 Pariwisata dapat mengenal budaya akademis dan tenaga akademik Prodi Pariwisata UGM. Acara ini juga turut dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga pendidik yang merupakan elemen dari Prodi Pariwisata UGM.
Mengawali sesi perkenalan, Popi Irawan menjelaskan mengenai profil Prodi S1 Pariwiata UGM. Ia menjelaskan bahwa secara historis, Prodi S1 Pariwisata merupakan pecahan dari Program D3 Pariwisata. Lebih lanjut, Popi juga menjelaskan bahwa Prodi S1 Pariwisata lebih menekankan pada teori, kajian, dan perspektif kritis mengenai kepariwisataan, alih-alih kepariwisataan dalam perspektif vokasional seperti cara menjadi hotelier. Selain itu, ia mengatakan bahwa S1 Pariwisata tidak hanya melulu soal jalan-jalan saja, melainkan akan lebih banyak kajian terutama yang bersifat kritis bagi kepariwisataan.
Pada paparan selanjutnya, Popi juga menjelaskan potensi karir bagi lulusan S1 Pariwisata. Menurutnya, jalan karir bagi lulusan S1 Pariwisata sangat beragam, mulai dari level Pemerintahan, NGO (Non Governmental Organization), peneliti seperti di Pusat Studi Pariwisata UGM, tenaga ahli, penulis, dan pengelola pariwisata. Lebih lanjut, bagi Popi karir lulusan pariwisata tidak hanya terbatas pada yang ia sebut sebelumnya. Ia menekankan bahwa lulusan S1 pariwisata dapat menjadi apapun dan siapapun ketika terjun ke dunia pariwisata, selama ia menjadi profesional di bidangnya.
Melanjutkan Popi, Ketua Prodi S1 Pariwisata, Wiwik Sushartami, menjelaskan mengenai aspek kurikulum yang digunakan oleh Prodi S1 Pariwisata UGM. Ia menjelaskan bahwa karena tidak berada di bawah Sekolah Vokasi, maka mahasiswa akan lebih banyak melakukan penelitian dan kajian. Oleh karena itu, menurut Wiwik, diperlukan kurikulum sebagai kerangka acuan dalam perkuliahan. Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa saat ini, S1 Pariwisata UGM menggunakan kurikulum 2021 yaitu kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurut Wiwik salah satu karakteristik dari MBKM adalah alokasi waktu yang cukup panjang untuk kegiatan di luar kampus seperti magang, studi independen, dan sebagainya.
Lebih lanjut, berkaitan dengan kegiatan di luar kampus dalam Kurikulum MBKM, implikasinya adalah terkait dengan sebaran mata kuliah. Menurut Wiwik, karena MBKM mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah wajib fakultas, wajib departemen, dan wajib prodi di awal semester, yaitu semester 1 sampai 4. Hal ini supaya di semester 5 dan seterusnya, mahasiswa dapat melakukan kegiatan di luar kampus dalam MBKM. Akan tetapi, Wiwik juga menginatkan bahwa mahasiswa juga harus mempertimbangkan terkait masa studi, terutama terkait dengan durasi pengerjaan skripsi atau tugas akhir. “Jangan sampai keasyikan berkegiatan di luar kampus, magang dimana-mana terus akhirnya skripsinya jadi tersisihkan,” pungkas Wiwik.
Kegiatan ini merupakan wujud dukungan konkret terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Kolaborasi ini secara khusus membantu mencapai tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dengan menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta merangsang semangat belajar sepanjang hayat. Kolaborasi ini juga turut membantu mencapai tujuan ke-17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan) guna meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat sipil secara efektif, berdasarkan pengalaman dan bersumber pada strategi kerja sama.