Praktik campus tour di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa dekade. Fakta bahwa UGM sebagai kampus tertua dan salah satu kampus terbaik di Indonesia membuat banyaknya permintaan kunjungan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Saat ini, permintaan kunjungan dari berbagai pihak untuk melakukan campus tour di UGM terus mengalami peningkatan. Tidak jarang berbagai instansi pemerintah dan non-pemerintah tertarik untuk datang dan mengunjungi UGM untuk melakukan campus tour
Saat ini, tercatat lebih dari 100.000 orang per tahun mengunjungi kampus UGM dalam rangka campus tour. Dari jumlah kunjungan tersebut, segmen pengunjung yang paling banyak adalah dari kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dari berbagai daerah di Indonesia. Tingginya permintaan kunjungan melakukan campus tour di UGM, sayangnya selama ini belum sepenuhnya terkelola dengan baik. Pengunjung diterima oleh fakultas, Humas, serta unit usaha UGM secara terpisah tanpa adanya koordinasi secara terpusat. Berangkat dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu mekanisme dan pengaturan terkait teknis kegiatan campus tour di UGM.
Dalam proses penyusunan pengaturan kegiatan campus tour tersebut, beberapa dosen Program Studi Pariwisata juga turut terlibat dalam Tim Perencana Kunjungan Kampus. Salah satu Dosen Pariwisata yang turut terlibat adalah Bapak Mohamad Rachmadian Narotama, S.T., M.Sc., Ph.D atau yang akrab disapa Pak Adi. Dalam paparannya, ia mengatakan sangat penting untuk melihat ulang terkait arah pengembangan campus tour di UGM. Hal ini menjadi penting, karena berkaitan dengan orientasi kampus dalam melihat urgensi dari kegiatan campus tour di UGM. Ia menambahkan, dengan adanya pengaturan campus tour ini diharapkan akan menciptakan pengalaman berkunjung yang berkesan. Adi juga menekankan terkait pentingnya kolaborasi antar-fakultas dalam mendukung kegiatan campus tour. Hal ini supaya tidak ada lagi fakultas yang merasa kelabakan saat menerima tamu campus tour.
Adi juga memaparkan terkait pentingnya infrastruktur penunjang seperti lahan parkir dan adanya perencanaan terkait potensi atraksi penunjang di setiap fakultas. Selain hal-hal yang bersifat fisik, ia juga menambahkan terkait infrastruktur sumber daya manusia. Dalam hal ini ia menekankan pada pentingnya peran guide atau pemandu sebagai fasilitator saat kegiatan campus tour. Menurutnya peran guide sangat mungkin dilakukan oleh mahasiswa, mengingat sumber daya dari dosen dan tendik UGM yang masih terbatas. Namun, tentu saja melalui proses pelatihan dan pemberian insentif yang sesuai dengan Standar Operasional Produk (SOP) yang telah ditetapkan oleh universitas.
Kegiatan ini merupakan wujud dukungan konkret terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Kolaborasi ini secara khusus membantu mencapai tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dengan menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta merangsang semangat belajar sepanjang hayat. Selain itu, kolaborasi ini juga turut membantu mencapai tujuan ke-17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan) guna meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat sipil secara efektif, berdasarkan pengalaman dan bersumber pada strategi kerjasama.