Dalam konteks pariwisata Indonesia yang terus berkembang, dinamika gender menjadi faktor krusial yang mempengaruhi arah dan keberlanjutan industri ini. Ketidaksetaraan gender masih menjadi tantangan besar, yang kerap kali menghalangi perempuan untuk berkontribusi secara leluasa tanpa diskriminasi. Hal ini diungkapkan Anindwitya Rizqi Monica, S.Par., M.Si., Co-Founder & Strategic Director Women in Tourism Indonesia (WTID), sebuah lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang advokasi kesetaraan gender di bidang pariwisata. Dengan wawasan yang mendalam, Monica, demikian ia biasa dipanggil, mengajak kita untuk menjelajahi bagaimana upaya kolektif dalam pemberdayaan perempuan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, sekaligus mendorong kesetaraan gender di seluruh aspek industri pariwisata Indonesia.
25 November
Di era di mana teknologi dan tren terkini semakin memengaruhi cara kita melihat dunia, acara “NgoPi: Plesir Karo Cah Pariwisata” hadir untuk mengenalkan pariwisata dari perspektif lain. Tidak hanya sebagai kegiatan mengunjungi destinasi eksotis, tetapi sebagai peluang untuk membentuk masa depan dan menciptakan dampak positif. Diselenggarakan oleh Divisi Hubungan Masyarakat HIMAPA UGM, kegiatan ini mengundang partisipasi siswa SMA dan mereka yang sedang menunda kuliah setelah lulus SMA karena berbagai alasan (gap year) untuk mengenal dunia pariwisata secara lebih mendalam, dengan pendekatan yang relevan dan segar. Bukan sekadar memperkenalkan mata kuliah atau prospek karier, acara ini mengajak peserta memahami bagaimana pariwisata dapat menjadi alat penghubung manusia, pelestari budaya, hingga melestarikan lingkungan.